12/1/15

Mengubah Mindset Pendidikan Indonesia

Perpusku
Loading...

Mengapa jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat drastis? Banyak yang menilai hal ini dikarenakan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatur perekonomian. Tetapi benarkah masalah meningkatnya pengangguran ini semata-mata disebabkan kelambanan pemerintah? Dalam hal ini tidak banyak yang berpikir penyebabnya adalah mindset menjadi karyawan yang sudah didoktrinkan sejak di bangku sekolah.

Menjadi seorang pengusaha memang membutuhkan waktu yang tidak singkat, bisa jadi bertahun-tahun. Berwirausaha membutuhkan modal, tenaga, pikiran, ketekunan dan mental tekad pantang menyerah. Hal inilah yang membuat sebagian besar orang pada akhirnya tidak berani mengambil resiko, untuk meraih kesuksesannya dengan berbisnis. Pola pikir masyarakat di Indonesia yang sampai saat ini masih sangat membudaya adalah menjadi seorang karyawan di perusahaan bonafit, atau menjadi pegawai negeri sipil (PNS) yang bisa memberikan jaminan kecukupan di hari tua. Hal inilah yang mengakibatkan jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat.

Mengubah Mindset Pendidikan Indonesia

Ketika seorang siswa/mahasiswa yang per tahun jumlahnya jutaan telah lulus. Kebanyakan dari mereka menginginkan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan ataupun instansi-instansi. Hanya beberapa yang ingin menciptakan lapangan kerja. Untuk itulah mengubah mindset atau pola pikir pendidikan sangat penting untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Lalu, bagaimana caranya mengubah mindset karyawan menjadi pengusaha? Tentu ini bukan pekerjaan mudah, karena pola pikir masyarakat sejak dulu sudah dibentuk untuk menjadi seorang karyawan. Orang tua mana yang tidak bangga bila anak-anaknya bekerja di perusahaan bonafit, atau di instansi pemerintahan, sehingga secara otomatis pola pikir kita mulai terbentuk untuk menjadi seorang pegawai. Belum lagi instansi pendidikan di negara kita yang masih minim memberikan ilmu tentang kewirausahaan, sehingga mindset entrepreneur kita masih sangat kurang.

Novianta Hutagalung, Manajer Umum International Development Program-ABFI Institute Perbanas, mengatakan, untuk menerapkan pendidikan kewirausahaan yang berjalan baik, hal itu harus dilakukan dengan beberapa pemahaman yang juga baik.
Menurutnya, pendidikan wirausaha di sekolah maupun perguruan tinggi dapat dijalankan dengan mudah. Namun, pastinya dengan beberapa poin yang juga perlu diperhatikan. Novianta memaparkan poin-poinnya sebagai berikut:

Ubah pola pikir pendidik
Dalam mengembangkan pendidikan kewirausahaan yang utuh, hal utama dan kali pertama diubah adalah mindset atau pola pikir. Perubahan pola pikir di sini lebih ditekankan untuk pengelolaan program pendidikan, yaitu pendidik.
Karena pada dasarnya, pendidiklah yang menjadi tombak dalam proses transformasi program dan siswa-siswanya. Ini agar siswa dapat mempunyai pemikiran tentang arti penting entrepreneurship secara utuh, serta mengelolanya dengan baik pula.

Jalankan program
Ketika berbicara kewirausahaan atau entrepreneurship, berarti kita harus juga memulai pelaksanaan program-program kurikulum secara utuh. Namun, di sini kurikulum juga tidak sekadar menawarkan daftar akademik, tetapi juga memproyeksikan kualitas lulusannya.
Karena nantinya siswa punya kesempatan secara real di sini untuk mengembangkan konsep-konsep yang didapat di kelas. Di situ nanti akan kita temukan jalan keluar ketika beragam kesulitan, hambatan, dan tantangan muncul.

Jangan pernah takut gagal
Saat ini, sering slogan "kegagalan adalah bagian sukses yang tertunda" dikumandangkan. Faktanya, masih banyak yang tidak ingin berusaha ketika mengalami kegagalan.
Harusnya hal ini disertai dengan terus mengeksplorasi segala kesempatan yang ada. Semakin terus mengasah diri menjadi pengusaha, peluang untuk sukses juga semakin besar.

Silakan Tinggalkan Komentar Anda :