5/19/16

Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial

Perpusku
Loading...

Konflik dan tata tertib sosial yang bersifat normatif selalu ada dalam masyarakat. Keduanya melekat bersama-sama. Terciptanya ketertiban atau keteraturan sosial bukan berarti lenyapnya atau tidak adanya konflik dalam masyarakat.

Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial

Tidak dapat diabaikan bahwa dalam masyarakat yang teratur pasti ada konflik. Dalam masyarakat yang teratur atau setertib apa pun pasti ada konflik walaupun hanya bersifat potensial. Harus diingat bahwa dalam masyarakat terkandung kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1. Setiap struktur sosial, di dalam dirinya sendiri, mengandung konflik-konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang bersifat internal. Pada gilirannya justru menjadi sumber bagi terjadinya perubahan-perubahan sosial.
2. Reaksi dari suatu sistem sosial terhadap perubahanperubahan yang datang dari luar dan tidak selalu bersifat adjustive.
3. Suatu sistem sosial dapat juga mengalami konflik–konflik sosial dalam waktu yang panjang.
4. Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara bertahap melalui penyesuaian-penyesuaian yang lunak.Akan tetapi, dapat juga terjadi secara revolusioner.

Hal itu berbeda dengan pendapat dari pendekatan konflik. Pendekatan konflik memiliki anggapan tersendiri terhadap masyarakat yang berpotensi terhadap konflik. Anggapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang tidak pernah berakhir. Seperti diketahui bahwa perubahan berpotensi untuk timbulnya konflik.
2. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya.
3. Setiap unsur dalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial.
4. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang lain.

Faktor-faktor Penyebab Konflik
Banyak faktor telah menyebabkan terjadinya konflik. Menurut Morton Deutsch (1973), konflik timbul karena pola hubungan saling ketergantungan yang negatif antara pihak yang berkonflik. Setiap konflik memiliki dimensi kooperatif dan kompetitif sekaligus. Konflik dengan kadar kompetisi yang tinggi akan mengakibatkan destruktif. Sementara itu, konflik dalam iklim kooperasi yang tinggi akan mengakibatkan konstruktif.

Namun, tidak hanya faktor-faktor itu saja yang menyebabkan terjadinya konflik. Masih banyak faktor lain penyebab timbulnya konflik dalam masyarakat. Berikut ini merupakan sebab-sebab terjadinya konflik dalam masyarakat.
1. Perbedaan pendirian dan keyakinan orang per orang yang menyebabkan konflik antarindividu. Dalam hal ini masing-masing pihak berusaha membinasakan lawan baik fisik maupun pikiran-pikiran dan ide yang tidak disetujuinya.
2. Perbedaan kebudayaan akan menimbulkan konflik antarindividu bahkan antarkelompok. 3. Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan.
4. Perbedaan kepentingan. Hal itu terjadi karena masing-masing pihak berusaha mengejar tujuan untuk memenuhi kebutuhan masingmasing yang berbeda. Konflik karena 5. Perbedaan kepentingan ini dalam rangka memperebutkan kesempatan dan sarana.
6. Perubahan sosial yang cepat akan mengakibatkan disorganisasi dan perbedaan pendirian.
7. Bentrokan antarkepentingan, antara lain karena masalah ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
8. Ketidakadilan dalam masyarakat.
9. Terkikisnya nilai-nilai kebersamaan dan keharmonisan.

Dari berbagai sebab konflik tersebut, unsur perasaan memegang peran penting dalam mempertajam perbedaan sehingga setiap pihak berusaha saling mengalahkan. Konflik yang terjadi dalam masyarakat bisa berubah menjadi kekerasan apabila konflik sudah pada taraf mencederai, menyebabkan matinya orang lain, dan menimbulkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

Proses Sosial Penyebab Timbulnya Konflik
Proses sosial dalam masyarakat dapat menyebabkan terjadinya konflik. Proses sosial yang menyebabkan atau berpeluang menimbulkan konflik adalah persaingan dan kotraversi.

1. Persaingan (Competition)
Dalam persaingan individu atau kelompok berusaha mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum. Cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.

Jika dikelompokkan, ada dua macam persaingan, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan tidak pribadi atau kelompok. Persaingan pribadi merupakan persaingan yang dilakukan orang per orang atau individu untuk memperoleh kedudukan dalam organisasi. Persaingan kelompok, misalnya terjadi antara dua macam perusahaan dengan produk yang sama untuk memperebutkan pasar di suatu wilayah.
 
Persaingan pribadi dan kelompok menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara lain persaingan di bidang ekonomi, kebudayaan, kedudukan dan peranan, dan persaingan ras.

a. Persaingan di Bidang Kebudayaan
Persaingan di bidang kebudayaan merupakan persaingan antara dua kebudayaan untuk memperebutkan pengaruh di suatu wilayah. Persaingan kebudayaan misalnya terjadi antara kebudayaan pendatang dengan kebudayaan penduduk asli. Bangsa pendatang akan berusaha agar kebudayaannya dipakai di wilayah di mana ia datang. Begitu pula sebaliknya, penduduk asli akan berusaha agar bangsa pendatang menggunakan kebudayaannya dalam kehidupan.

b. Persaingan Kedudukan dan Peranan
Apabila dalam diri seseorang atau kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan terpandang maka terjadilah persaingan. Kedudukan dan peranan yang dikejar tergantung pada apa yang paling dihargai oleh masyarakat pada suatu masa tertentu.

c. Persaingan Ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras baik perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atau perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan.

Fungsi Persaingan
Persaingan dalam batas-batas tertentu memiliki fungsi. Berikut ini adalah beberapa fungsi persaingan
- Alat untuk mengadakan seleksi atas dasar jenis kelamin dan sosial
- menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
- Jalan untuk menyalurkan keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian sehingga tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing
- Alat untuk menyaring para warga golongan fungsional sehingga menghasilkan pembagian kerja yang efektif

Hal-hal Positif yang Dihasilkan dari Persaingan
Persaingan dalam segala bentuknya akan menghasilkan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif. Hal-hal positif yang dihasilkan dengan adanya persaingan, antara lain makin kuatnya solidaritas kelompok, dicapainya kemajuan, dan terbentuknya kepribadian seseorang.
- Memperkuat solidaritas kelompok
- Menimbulkan kemajuan
- Membentuk Kepribadian atau karakter seseorang.

2. Kontraversi
Pengertian kontravensi adalah usaha untuk menghalang-halangi pihak lain dalam mencapai tujuan. Tujuan utama tindakan dalam kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal itu dilakukan karena rasa tidak senang atas keberhasilan pihak lain yang dirasa merugikan. Namun demikian, dalam kontravensi tidak ada maksud untuk menghancurkan pihak lain.

Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker ada lima macam bentuk kontravensi.
a. Kontravensi umum, antara lain dilakukan dengan penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalanghalangi, protes, gangguan-gangguan, dan kekerasan.
b.  Kontravensi sederhana, antara lain dilakukan dengan menyangkal pernyataan pihak lain di depan umum, memakimaki orang lain melalui selebaran, mencerca, dan memfitnah.
c. Kontravensi intensif, antara lain dilakukan dengan menghasut, menyebarkan desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
d. Kontravensi rahasia, antara lain dilakukan dengan pengkhianatan dan mengumumkan rahasia pihak lain.
e. Kontravensi taktis, antara lain dilakukan dengan mengejutkan lawan dan mengganggu pihak lain. 

Silakan Tinggalkan Komentar Anda :