6/6/16

Pengertian dan Kriteria Penelitian Ilmiah

Perpusku
Loading...

Apakah metode ilmiah itu? Metode ilmiah adalah suatu cara pengejaran atau usaha memperoleh kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Ide dari ilmu adalah untuk mencari jawaban atas fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Oleh karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat. Dengan menggunakan metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan lebih mudaha terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran, serta menemukan hubungan antara fakta-fakta yang ada.

Pengertian dan Kriteria Penelitian Ilmiah

Kriteria Metode Ilmiah
Apakah kriteria-kriteria metode ilmiah? Suatu metode ilmiah dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun yang dianalisis, haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Penemuan atau pembuktian tidak boleh didasarkan pada daya khayal, kira-kira, atau legenda-legenda yang tidal berdasarkan fakta.

2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas dari prasangka serta bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Suatu fakta harus digunakan dengan alasan dan bukti yang lengkap dan objektif. Jika suatu penelitian ilmiah tidak objektif, maka penelitian tersebut tidak akan berguna. Hal ini karena hasil penelitiannya diragukan dapat diterapkan.

3. Menggunakan prinsip analisis
Di dalam memahami atau memberi arti pada suatu fenomena yang kompleks, metode ilmiah harus menggunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidak dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja, tetapi harus dicari sebab dan akibatknya dengan menggunakan analisis yang tajam.

4. Menggunakan hipotesis
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dihitung. Seorang peneliti harus menjauhkan ukuran yang sulit dipahami atau bersifat kualitatif, misalnya lumayan suka, sejauh mata memandang, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah Penelitian Ilmiah
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Beberapa langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya

2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut yang dianggap mencerminkan dan mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian. Contoh: variabrl "usia" dan "tinggi badan seorang anak". Dalam suatu penelitian, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas, yaitu  variabel yang mendahului atau memengaruhi variabel lain.
2. Variabel terikat, yaitu variabel yang merupakan akibat atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya.

Contoh: tinggi badan seorang anak tergantung pada usianya
"tinggi badan seorang" = variabel terikat
"usianya: = variabel bebas

Silakan Tinggalkan Komentar Anda :