6/9/16

Desain Rencana Penelitian dan Desain Pelaksanaan Penelitian

Perpusku
Loading...

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perancangan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian dimaksudkan untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktik penelitian. Desain ini nantinya juga akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya dan pengambilan kesimpulan. Desain disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peneliti dalam menguasai bidang yang diteliti.

Desain Rencana Penelitian dan Desain Pelaksanaan Penelitian

Desain Rencana Penelitian
Desain rencana penelitian terdiri atas enam bagian besar sebagai berikut.
1. Latar belakang dan identifikasi masalah
Di dalam latar belakang masalah, peneliti harus mengemukakan dengan jelas mengapa masalah tersebut muncul dan alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan objek penelitian tersebut. Selain itu, dalam latar belakang masalah juga dinyatakan fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan penelaahan kepustakaan. Bagian ini disebut pula prasurvei, untuk memperkuat alasan seorang peneliti memilih masalah atau topik tersebut. Pada bagian latar belakang ini pula akan diidentifikasikan berbagai masalah lainnya.

2. Pembatasan dan perumusan masalah
Masalah penelitian yang telah diidentifikasi dalam latar belakang sebaiknya diberi batasan yang tegas sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan kondisi yang ada. Setelah itu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

3. Tujuan dan manfaat penelitian
TUjuan penelitian merupakan alasan mengapa kita melakukan penelitian tesebut. Tujuan penelitian diambil dari perumusan masalah dalam bentuk kalimat, misalnya"untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam keluarga"/

Sedangkan menfaat penelitian merupakan kegunaan hasil penelitian yang diharapkan oleh peneliti. Antara lain, dapat ditujukan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam penelitian murni, tetapi dapat pula dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau mengetahui hubungan atau pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya, khususnya dalam penelitian terapan.

4. Landasan teori
Landasan teori ini adalah penelaahan masalah penelitian berdasarkan teori-teori atau bahan bacaan yang relevan untuk dijadikan landasan teoriris bagi penulis dalam merumuskan dan akhirnya menguji hipotesis. Setelah landasan teori yang memadai tersusun, perlu juga disusun definisi konsep dan definisi operasional.

5. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo (setengah) dan tesis (kebenaran). Dengan demikian, hipotesis dapat diartikan sebagai kebenaran atau dugaan sementara yang merupakan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih, misalnya:
"Minat siswa jurusan Ilmu Alam dalam mengikuti kegiatan Palang Merah Remaja lebih tinggi daripada siswa jurusan Ilmu Sosial"
Namun demikian tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Salah  satu contohnya adalah penelitian deskriptif, sebab penelitian ini bertujuan untuk membangun teori-teori, bukan membuktikan teori-teori.

6. Metode penelitian
Metode penelitian hsrus dipaparkan dengan jelas dalam desain rencana penelitian. Peneliti harus menerangkan argumennya mengenai alasan penggunaan suatu metode tertentu dalam penelitian tersebut. Contoh, apabila masalah yang diteliti adalah tentang partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan dan melibatkan banyak subjek, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei.

Desain Pelaksanaan Penelitian
Desain pelaksanaan penelitian terdiri atas tiga bagian besar sebagai berikut.
1. Desain sampel
Sampel adalah bagian dari populasi penelitian yang dipilih dengan teknik tertentu. Sampel ditentukan berdasarkan efisiensi dan hipotesis penelitian. Jika menggunakan metode penelitian eksperimen, maka design sampel ditekankan pada pemilihan desain percobaan yang cocok. Dalam setiap penelitian, sampel harus dipilih dan ditentukan sesuai dengan hal-hal yang telah kita sebutkan tadi.

2. Desain instrumen atau alat
Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data yang diperoleh dari subjek dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau angket. Selain itu, teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi juga banyak dilakukan. Dalam desain rencana penelitian ini, peneliti harus mengungkapkan secara jelas dan sistematis mengenai sistem yang digunakan. Teknik penelitian ini tergantung pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sampel. Jika sampel yang digunakan berjumlah besar, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Namun, dalam penelitian sosial biasanya para peneliti menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan atau bias data dari teknik yang digunakan dan hasilnya bisa lebih akurat.

3. Desain analisis data
Teknik analisis data berisi uraian tentang cara mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan. Hasil analisis data ini merupakan jawaban atas pertanyaan masalah. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Berdasarkan hal tersebut, maka teknik analisis data dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Teknik analisis data secara kuantitatif (berdasarkan kuantitas/jumlah, berkaitan dengan angka-angka) dengan menggunakan teknik statitik.
b. Teknik analisis data secara kualitatif (berdasarkan kualitas/mutu, tidak melibatkan perhitungan dengan angka-angka) tanpa menggunakan kaidah-kaidah statistik.

Untuk analisis kuantitatif, data yang diperoleh harus dikuantifisir (diangkakan) dengan menggunakan skala pengukuran tertentu.

Silakan Tinggalkan Komentar Anda :