6/15/16

Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx) Terhadap Kesehatan

Nitrogen oksida adalah istilah umum untuk kelompok gas yang terdiri dari nitrogen dan oksigen, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak menyebabkan iritasi. Gas ini terdiri dari dua macam, yaitu Nitrogen Monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas No2 bila mencemaei udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan.

Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida bagi Kesehatan

Toksisitas
Sifat racun (toksisitas) gas Nitrogen Dioksida (NO2) empat kali lebih kuat daripada toksititas gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas No2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematian.

Dampak-dampak gas Nitrogen
Udara yang mengandung NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali bila gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas Nitrogen Monoksida (NO) yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan mengakibatkan kelumpuhan. Gas Nitrogen Monoksida (NO) akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2.

Udara yang telah tercemar oleh gas Nitrogen Oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas Nitrogen Dioksida (NO2) pada tanaman antara lain adalah timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosia atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi gas Nitrogen Monoksida (NO) sebanyak 10ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.

Pencemaran udara oleh gas Nitrogen Dioksida (NO2) juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran Peroxy Acetil Nitrates bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara menyebabkan terjadinya foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan.

Selain beberapa dampak diatas masih ada beberapa dampak lain seperti menyebabkan mutasi genetik sehingga merusak janin yang sedang berkembang, penurunan kesuburan pada wanita, pingsan, kerusakan pada kulit dan gigi, batuk, kelelahan, mual, dan penurunan fungsi paru-paru.

Metode Pengumpulan Data dengan Metode Kuesioner

Kuesioner adalah sekumpulan pertanyaan  yang butir-butirnya berhubungan dengan masalah penelitian dan mempunyai makna, guna menguji hipotesis. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang lengkap dan terperinci. Jika yang menuliskan jawaban (isian) ke dalam kuesinoner adalah responden sendiri, maka daftar pertanyaan itu disebut kuesioner. Namun, jika jawaban atau isiannya ditulis oleh pencatat dalam suatu tatap muka, maka dinamakan schedule. Pencatat yang mengadakan wawancara ini dinamakan enumerator.

Kuesioner

Suatu kuesioner harus mempunyai masalah yang ingin dipecahkan (fokus perhatian). Tiap masalah  harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan itu, secara umum isi dari kuesioner berupa hal-hal berikut.

1. Pertanyaan Tentang Fakta
Fakta-fakta yang tercantum dalam kuesioner tersebut bisa saja berhubungan dengan responden, suatu keadaan, ataupun dengan orang-orang yang dikenal oleh responden tersebut. Hampir semua pertanyaan dalam survei adalah mengenai fakta dalam pengertian yang luas. Misalnya, mengenai produksi, luas lahan garapan, umur, tanggungan, kredit, atau bahkan mengenai jenis barang-barang yang dijual dan dipergunakan oleh responden.

2. Pertanyaan Tentang Persepsi
Pertanyaan-pertanyaan tentang pendapat (persepsi) pada umumnya bersifat terpendam, sukar diperoleh (laten), dan baru muncul jika ditanyakan. Selain itu, pertanyaan ini banyak sekali seginya, menyangkut masalah moral, kebudayaan, harga diri, dan sebainya. Di samping itu, pendapat seseorang tentang sesuatu hal mempunyai intensitas yang berbeda-beda dan bersifat sangat sesitif. Pertanyaan tentang pendapat, umumnya dijawab dengan "suka" atau "tidak suka", "tahu" dan "tidak tahu".

3. Pertanyaan Tentang Persepsi Diri
Adalah pertanyaan tentang cara responden menilai perilakunya sendiri, dalam hubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Misalnya, pertanyaan "berapa kali kamu mengunjungi kerabatmu di luar kota dalam satu tahun?" atau pertanyaan "bagaimana pandanganmu tentang orang yang tidak bersedia menjadi relawan di Aceh?".

Kelebihan dan Kelemahan Metode Kuesioner
1. Kelebihan Metode Kuesioner
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti karena kuesioner dapat dikirimkan.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kesempatan dan waktu yang tersedia.
d. Dapat dibuat anonim (tidak menyebutkan identitas responden) sehingga responden tidak malu-malu dan dapat menjawaba setiap pertanyaan dengan jujur.
e. Bersifat standar sehingga semua responden mendapat pertanyaan yang sama.

2. Kekurangan Metode Kuesioner
a. Metode kuesioner hanya bisa digunakan apabila respondennya dapat membaca dan menulis (tidak buta huruf)
b. Responden mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan kesediaan untuk menjawabnya.

Metode Pengumpulan Data dengan Metode Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian. Keterangan-keterangan yang hendak diperoleh melalui wawancara biasanya adalah keterangan dalam memperoleh dan memastikan fakta, memperkuat kepercayaan, memperkuat perasaan, mengenali standar kegiatan, dan untuk mengethaui alasan seseorang.

Wawancara

Beberapa jenis metode wawancara antara lain adalah sebagai berikut.
1. Wawancara Berencana (Standardized interview)
Pada wawancara berencana, terdapat suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan atau disusun sebelumnya. Semua responden diberi pertanyaan yang sama, dengan kata-kata dan urutan yang seragam. Wawancara berencana berupa kuisioner yang dapat diajukan secara lisan. Pewawancara dilengkapi dengan pertanyaan, tetapi dijawab secara lisan oleh responden setelah pertanyaan dibacakan.

2. Wawancara Tidak Berencana
Jenis wawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan dengan susunan kata dan tata urut yang harus dipatuhi pewawancara. Tetapi, bukan berarti wawancara ini dilakukan tanpa cara dan aturan bertanya.
Metode wawancara ini terbagi atas metode wawancara berstruktur (structured interview). Wawancara tidak berstruktur masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

a. Wawancara terfokus, adalah wawancara yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak mempunyai struktur tertentu, tatapi tetap terpusat kepada satu pokok.

b. Wawancara bebas, yaitu wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya tidak terpusat, dapat berpindah dari satu pertanyaan ke pertanyaan yang lainnya.

Selain itu, masih ada satu wawancara lagi, yaitu wawancara sambil lalu. Wawancara ini sebenarnya juga merupakan wawancara tidak terencana. Pada wawancara sambil lalu, orang yang diwawancarai tidak diseleksi terlebih dahulu secara teliti. Biasanya adalah orang-orang yang dijumpai secara kebetulan di warung, pasar, atau tempat-tempat umum lainnya.

3. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka
Wawancara tertutup adalah wawancara yang pertanyaannya dirancang sedemikian rupa, sehingga kemungkinan jawaban dari responden atau informan sangat terbatas dan sudah ditentukan sebelumnya dalam daftar pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan termasuk kategori pertanyaan tertutup.
Wawancara terbuka adalah wawancara yang pertanyaanny dirancang sedemikian rupa sehingga jawaban responden atau informan tidak terbatas.

Wawancara dapat dilakukan setelah persiapannya matang. Sebelum melakukan wawancara, pewawancara biasanya melakukan persiapan tertentu. Berikut ini adalah tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam melaksanakan wawancara.

Tahap Persiapan Wawancara
- Seleksi individu untuk diwawancarai
- Pendekatan terhadap orang yang telah diseleksi
- Mengembangkan suasana lancar dalam wawancara

Tahap Pelaksanaan Wawancara
- Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian
- Menjelaskan mengapa responden tersebut terpilih untuk diwawancarai
- Menjelaskan institusi atau badan yang melaksanakan penelitian tersebut
- Menjelaskan sifat wawancara yang dilakukan, apakah rahasia atau tidak.

Beberapa Sikap yang Harus Diperhatikan oleh Pewawancara
- Netral
- Adil
- Ramah

Keuntungan dan Kelemahan Metode Wawancara
1. Keuntungan Metode Wawancara
a. Salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi
b. Tidak terbatas pada tingkat pendidikan tertentu, asalkan responden dapat berbicara dengan baik
c. Dapat dijadikan pelengkap teknik pengumpulan data lainnya
d. Sebagai penguji terhadap data yang didapat dengan teknik pengumpulan lainnya

2. Kelemahan Metode Wawancara
a. Responden harus mampu bicara dengan jelas dan benar
b. Waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan tidak efisien
c. Sangat tergantung pada kesediaan responden
d. Proses wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi pada saat wawancara
e. Untuk objek yang luas, diperlukan pewawancara yang banyak jumlahnya.

6/13/16

10 Taman-taman Terindah di Dunia

Taman adalah sebuah tempat indah berisi barenaka jenis bunga yang dibangun untuk menyenangkan pikiran, memperindah suatu area, dan juga sering dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan maupun satwa. Di dunia ini ada beberapa taman-taman yang disebut-sebut sebagai taman-taman terindah. Berikut ini adalah nama-nama taman tersebut.

10. Butchart (Kanada)
Butchart
Taman Butchart adalah sebuah kebun bunga yang sangat indah yang berada Brentwood Bay, British Columbia, Canada dekat pulau Victoria dan Vancouver. Kebun bunga disebut-sebut oleh banyak orang sebagai kebun bunga terindah di dunia. Tak berlebihan memang, karena nyatanya Butchart Gardens memang mempunyai pemandangan yang sangat Indah. Taman ini merupakan gagasan dari Jennie Butchart, istri seorang pengusaha Robert Pim Butchart. Pada tahun 1909, ketika perusahaan tambang suaminya telah menghabiskan tambang batu kapur, Jennie Butchart memutuskan untuk membangun sesuatu yang indah di bekas tambang tersebut. Pada tahun 1921, taman ini selesai dan segera mulai menarik perhatian para penduduk.
Banyak sekali koleksi bunga yang beraneka ragam serta penuh warna di taman ini. Bunga-bunga penuh warna inilah yang menjadi pusat keindahan taman ini. Selain itu, masih ada lagi air terjun The Ross Fountain yang makin menambah keindahan taman bunga ini.

9. Château de Versailles (Prancis)
Château de Versailles
Château de Versailles jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia berarti Taman Versailles. Taman yang terletak di sebelah barat dari château dari Versailles di Versailles, Perancis, ini menempati area seluas 800 hektar.
Taman ini pertama kali dirancang oleh Andre Le Notre pada kurun 1660-an. Ia melakukan perbesaran lahan beberapa kali hingga mencapai luasan 101 hektar.

Château de Versailles dilengkapi dengan aneka jenis bunga, tanaman berbuah, pepohonan, air mancur, kolam, serta patung-patung artistik. Taman  ini terdiri dari beberapa bidang tematis, termasuk dua bangunan peristirahatan yang disebut Grand Trianon, hasil karya artistik JH Mansard (1687), serta satu bangunan lain yang disebut Petit Trianon.

8. Dumbarton Oaks (Amerika Serikat)
Dumbarton Oaks
Dumbarton Oaks pada awalnya merupakan taman milik Robert Woods Bliss dan istrinya Mildred Barnes Bliss . Namun taman ini kemudian diberikan ke universitas havard pada tahun 1940 dan digunakan sebagai penelitian untuk mendapatkan beasiswa dari jurusan desain taman, arsitektur pertamanan dll. Sekarang taman ini dibuka untuk umum

7. Kew Royal Botanic (Inggris)
Kew Royal Botanic

Key Garden dibuat oleh Lord Capel John of Tewkesbury. Kebun ini kenudian diperluas oleh Augusta, Princess of Wales dan diperkaya lagi oleh King George III.
Royal Botanic Gardens Kew merupakan tempat koleksi tumbuhan hidup yang terbesar di dunia, dan mempekerjakan lebih dari 650 orang ilmuwan dan staf lainnya. Dengan koleksi tanaman hidupnya yang lebih dari 30 ribu jenis, 7 juta lebih spesimen yang diawetkan (herbarium), dan perpustakaan
dengan lebih dari 750 ribu volume serta 175 ribu ilustrasi tanaman, Royal Botanic Garden Kew menjadi tempat riset tanaman dan lembaga pendidikan yang
penting secara internasional.

6. Powerscourt (Irlandia)
Powerscourt
Terletak di irlandia, taman ini dibangun sejak 1731 oleh arsitek dari jerman yaitu Richard Cassels dan selesai pada tahun 1741. Taman ini sempat terbakar pada tahun 1974 dan dibangun kembali pada tahun 1996 sehinga menjadi tempat menarik bagi kalangan turis.

5. Sans Souci (Jerman)
Sans Souci
Taman Sans Souci terletak di Potsdam dekat Berlin, Jerman. Kebun ini di bangun oleh Frederick II atau lebih dikenal dengan Frederick Agung, Raja Prusia. Pembangunan kebun Sans Souci dimulai pada 10 Agustus 1744dan selesai pada tahun 1747.

4. Stourhead (Inggris)
Stourhead
Taman yang berada di Wiltshire Inggris ini menjadi salah satu taman paling indah di dunia. Terletak di muara Sungai Stour, taman ini menawarkan keindahan yang spektakuler dengan flora berwarna-warni, fitur air, monumen dan keajaiban arsitektur abad ke 18. Kebun ini merupakan gagasan dari desainer ahli tanaman Henry HoareII dengan model klasik abad ke 18. Di dalamnya terdapat bendungan yang diilhami dari beberapa pelukis terkenal seperti Claude Lorrain, Gaspard Dughet dan lainnya. Beberapa kuil seperti obelisk, Bristol High Cross dan Menara Raja Alfred merupakan landmark penting di Stourhead.

3. Villa d'Este (Italia)
Villa d'Este
Taman Villa d'Este berlokasi di Tivoli, Italia dan dianggap sebagai karya dari budaya Renaissance, arsitektur dan desain telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Kebun ini juga merupakan bagian dari anggota Grandi Giardini Italiani, sebuah asosiasi kebun terbaik di Italia. Taman bertingkat ini memiliki beragam koleksi flora seperti mawar, melati, rhodonderon, camelia, palm, magnolia, chesnuts dan lainnya. Fitur air seperti air mancur, air terjun, kolam, kerikil, patung dan lainnya menambah keindahan taman ini. Kebun dan villa ini dibangun atas perintah Cardinal IppolitoII pada abad ke 16. Setelah menjadi milik pribadi selama beberapa abad, kebun ini diakuisisi oleh pemerintah setelah Perang Dunia ke II dan sejak kala itu menjadi tujuan wisata populer hingga saat ini.

2. Villa Ephrussi de Rothschild (Perancis)
Villa Ephrussi de Rothschild
Taman dekat pantai ini adalah satu dari banyak pemandangan indah sepanjang French Rivera. Anggota keluarga Bank Rothschild mendirikan villa di awal abad ke 20. Terdapat sembilan kebun khas yang mengelilingi vila, masing-masing memiliki keunikan masing-masing. Kebun-kebun tersebut diantaranya Taman Eksotik, Taman Florentine, Taman Perancis, Taman Jepang, Taman Provencal, Taman Mawar, Taman de Serves, Taman Spanyol dan Taman Batu. Taman Perancis adalah taman terbesar lengkap dengan segala macam tanaman air dengan patung-patung dengan ikon Perancis.

1. Wangshiyuan Garden (Cina)
Wangshiyuan Garden
Wangshiyuan Garden atau Master of the Nets Garden terletak di Distrik Gusu China, sangat terkenal di dunia dengan keindahan yang spektakuler bersama Suzhou Garden dan masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Kebun ini berasal dari zaman Dinasti Song di wilayah selatan (1127-1279) dan menjadi bagian dari kediaman pejabat pada dinasti tersebut. Area Wangshiyuan Garden dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu bagian perumahan, area taman barat dan kebun utama bagian dalam. Terdapat kolam yang berlokasi di taman utama dan didekorasi dengan nilai estetika yang luar biasa. Sebuah paviliun didirikan dekat kolam yang dapat dilewati dengan jembatan pendek.

Metode Pengumpulan Data Observasi (Pengamatan)

Metode observasi (pengamatan langsung) adalah metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat, melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian-kejadian yang ada. Observasi dapat digolongkan sebagai teknik mengumpulkan data jika mempunyai kriteria sebagai berikut.

Metode Observasi

1. Digunakana untuk meneliti dan telah direncanakan secara sistematik.
2. Harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
3. Dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
4. Dapat diperiksa dan dikontrol validitas dan realibilitasnya.

Ciri-ciri Umum Observasi
1. Jelas diketahui objek yang diamati.
2. Perilaku dibuat dalam kategori-kategori.
3. Unit yang digunakan dalam pengukuran perilaku harus ada.
4. Derajat inferensi yang digunakan harus jelas diketahui.
5. Jenis serta besar sampel harus ditentukan.
6. Pengamatan harus reliabel dan valid.

Objek-obejk Penelitian dalam Metode Observasi
1. Pelaku atau partisipan, meyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang diamati, status mereka, dan hubungan mereka dengan kegiatan tersebut.
2. Kegiatan, menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka melakukannya, untuk siapa mereka melakukannya, bagaimana mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, dan apa akibat kegiatan tersebut.
3. Tujuan, menyangkut apa yang diharapkan partisipan, baik dalam bentuk tindakan, ucapan, ekspresi muka, dan gerak tubuh.
4. Ruang atau tempat, menyangkut lokasi peristiwa yang diamati berlangsung.
5. Waktu, menyangkut jangka waktu kegiatan yang diamati.
6. Benda atau alat, menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat-alat yang dipakai pada saat kegiatan diamati.

Bentuk-bentuk Observasi
1. Berdasarkan Keterlibatan Penelitinya
a. Observasi Biasa
Pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan observasi. Ia tidak memiliki keterlibatan apapun dengan objek penelitiannya.
b. Observasi Terkendali
Observasi terkendali adalah observasi yang sama dengan observasi biasa. Namun, sasaran penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang terbatas untuk diamati dan diadakan berbagai percobaan oleh peneliti atau pengamat.
c. Observasi Terlibat (Partisipasi)
Dalam observasi jenis ini, peneliti terlibat dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang dijadikan objek penelitian. Maksudnya, peneliti datang dan tinggal di tengah masyarakat tersebut selama jangka waktu tertentu.

2. Berdasarkan Cara Observasinya
a. Observasi Tidak Berstruktur
Peneliti tidak mengetahui aspek-aspek kegiatan yang diamati, yang sesuai dengan tujuan penelitiannya. Sebelum memulai kegiatan pengumpulan data, peneliti juga tidak memiliki rencana cara-cara mencatat hasil pengamatannya tersebut. Pengamatan tidak berstruktur ini sering digunakan dalam penelitian yang sifatnya eksploratif.

Ada beberapa hal yang dapat diperoleh dari pengamatan ini, diantaranya adalah:
- Partisipan. Dalam hal ini, peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui siapa partisipan dan bagaimana hubungan antarpartisipan tersebut. Beberapa ciri partisipan yang ingin dikethaui adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan, jabatan, dan lain sebainya.
- Seting. Suatu keadaan atau kegiatan itu terjadi dalam situasi dan kondisi berbeda-beda, misalnya di rumah sakit, jalan raya, pabrik, restoran, sekolah, halaman rumah, dan lain-lain.
- Tujuan. Observasi difokuskan untuk melihat tujuan dari terjadinya suatu gejala, komunikasi, atau terbentuknya suatu kelompok.
- Perilaku sosial. Peneliti juga ingin mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi secara aktual, apa yang dikerjakan oleh partisipan, dan bagaimana cara melakukannya.
- Frekuensi dan lamanya kejadian. Dalam hal ini, observasi ditujukan untuk mengetahui kapan suatu situasi terjadi dan berakhir, suatu fenomena yang terjadi berulang atau sesuatu yang istimewa.

b. Observasi Berstruktur
Peneliti mengetahui aspek aktivitas yang sesuai dengan masalah serta tujuan penelitian, dengan pengungkapan yang sistematis untuk menguji hipotesisnya. Observasi bisa saja dilakukan di lapangan atau di laboratorium, dan bisa terhadap manusia, hewan, ataupun tumbuh-tumbuhan. Jika menggunakan desain bukan percobaan (noneskperimen), maka si peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap variabel. Tetapi dalam observasi berstruktur, si peneliti dapat sejak awal menentukan secara umum, perilaku apa yang ingin diamatai agar masalah yang dipilih dapat dipecahkan. Obsevasi yang berstruktur telah direncanakan secara sistematis sehingga sudah pasti isinya lebih sempit dan terarah dibandingkan dengan isi observasi yang tidak berstruktur.

Dalam rangka untuk menambah ketepatan dan kecepatan observasi, biasanya peneliti juga dilengkapi dengan alat-alat seperti tape recorder, kamera, film, video, dan lain sebagainya.

6/12/16

Mengenal Abjad Cyrillic dan Asal-usulnya

Cyrillic atau Sirilik adalah alfabet yang digunakan oleh banyak bangsa Slavia. Cyrillic dikenal sebagai salah satu sistem penulisan yang paling banyak digunakan untuk menulis manuskrip di Eropa setelah Latin dan Yunani. Saat ini, Cyrillic ini digunakan oleh lebih dari 50 bahasa, termasuk Rusia, Ukraina, Serbia, Kazakhstan, Turkmenistan, dan banyak lagi. Abjad Cyrillic juga memiliki cerita menarik di balik asal-usulnya.

Abjad Rusia

Asal-usul Abjad Cyrillic
Pada tahun 683 Masehi, seorang pendeta Bizantium yang bernama Saint Cyril menciptakan abjad Cyrillic untuk mengkristenkan bangsa-bangsa di Eropa Timur seperti yang diperintahkan oleh Kaisar Michael III. Saint Cyril bersama saudaranya, Methodius, memulai tugas misionaris mereka dengan menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Slavia. Bahasa Slavia adalah bahasa asli dari wilayah Slavia, yang sekarang dikenal dengan Rusia, Serbia, Ukraina, Belarusia, Ceko, Bosnia, dan negara-negara Eropa Timur lainnya. Penerjemahan itu mengalami kesulitan dikarenakan terdapat banyak suara asing dalam dialek Slavia. Untuk mengatasi permasalahan itu akhirnya Saint Cyril menciptakan alfabet yang kemudian dikenal dengan Cyrillic. Penyebutan Cyrillic diambil dari namanya 'Cyril'.

Sejarah Perubahan Abjad Cyrillic
Sejak awal diperkenalkannya, abjad Cyirillic telah mengalami beberapa perubahan. Beberapa perubahan utama adalah perubahan yang dilakukan oleh seorang tukang cetak tulisan bernama Ivan Fyodorov. Dia menghilangkan beberapa huruf seperti E dan C, dan beberapa varian huruf O. Selanjutnya, huruf-huruf baru seperti Э dan Й ditambahkan dalam abjad Cyrillic. Pada tahun 1708, Tsar Rusia, Peter Yang Agung, memperkenalkan karakter lower case (abjad-abjad kecil) dan mewajibkan penggunaannya dalam penulisan surat. Setiap karakter alfabet Cyrillic terdiri dari sepasang huruf besar dan huruf kecil. Misalnya, Aa diucapkan sebagai a, dan Pp diucapkan sebagai r.

Dasar-dasar Abjad Cyrillic
Ada 33 huruf dalam alfabet Cyrillic Rusia, diantaranya adalah 11 huruf vokal, 20 huruf konsonan, dan 2 tanda pelafalan. Banyak huruf dalam abjad Cyrillic terlihat mirip dengan abjad Latin, misalnya, A, E, K, M, O, dan T. Meskipun demikian terkadang beberapa huruf yang mirip itu memiliki cara pelafalan yang berbeda. Contohnya adalah kata 'нос' sepertinya dibaca 'hos', tetapi seharusnya dibaca 'nos', yang berarti hidung. Pada awalnya terdapat kesulitan untuk menerapkan abjad Cyrillic ke dalam sistem komputer modern. Tetapi, setelah dirilisnya Unicode 5.1 pada tahun 2008, akhirnya penerapan abjad Cyrillic pada komputer bisa dilakukan.

Huruf Vocal :
А а     :  dibaca A seperti dalam Bahasa Indonesia
Э э     :  dibaca seperti seperti E pada kata 'Bebek', 'Nenek', dan 'Pesek'
Ы ы  :  dibaca I jika dalam kata, jika dieja berbunyi E seperti pada kata 'Seperti'
У у    :  dibaca U seperti dalam Bahasa Indonesia
O o    :  dibaca O seperti dalam Bahasa Indonesia, terkadang A, dan E seperti pada kata 'Seperti'
Я я    :  dibaca Ya seperti  pada kata 'Saya'
Е е    :   dibaca Ye seperti pada kata 'Yel-Yel'
Ё ё    :   dibaca Yo seperti pada kata 'Yoyo'
Ю ю :   dibaca Yu seperti pada kata 'Bayu'
И и   :   dibaca I seperti  dalam Bahasa Indonesia
Й й   :   dibaca Oy pada kata 'Amboy' atau Ay pada kata 'May'

Huruf Konsonan : 
Б б     :   dibaca seperti huruf B
В в     :   dibaca seperti huruf V, dengan menempelkan gigi atas ke bibir bawah. Terkadang juga dibaca seperti huruf W
Г г     :   dibaca seperti huruf G
Д д     :   dibaca seperti huruf D
Ж ж   :   dibaca seperti Zhe, dengan merapatkan gigi bagian depan atas dan bawah
З з      :   dibaca seperti bunyi Ze
К к    :   dibaca seperti huruf K
Л л    :   dibaca seperti huruf L
М м   :   dibaca sepeti huruf M
Н н    :   dibaca sepeti huruf N
П п    :   dibaca sepeti huruf P
Р р    :   dibaca sepeti huruf R
С с    :   dibaca sepeti huruf S
Т т    :   dibaca sepeti huruf T
Ф ф   :   dibaca sepeti huruf F
Х х    :   dibaca sepeti huruf Kh pada kata 'Khairul'
Ц ц   :   dibaca sepeti huruf  Ts pada kata 'Tsanawiyah' atau seperti huruf  ث dalam Hijaiyah
Ч ч    :   dibaca sepeti huruf  Ch
Щ щ :   dibaca sepeti huruf  Sh pada kata 'Shalawat' atau seperti huruf ص dalam Hijaiyah
Ш ш :   dibaca sepeti huruf  Sy pada kata 'Syukur' atau seperti huruf ش dalam Hijaiyah

Tanda Pelafalan : 
Ь ь   : tidak ada bunyinya hanya berguna sebagai penegas huruf di depannya.
Ъ ъ  : tidak ada bunyinya hanya berguna sebagai pelembut huruf di depannya.

6/9/16

Pengertian, Fungsi, & Ciri-ciri Landasan Teori yang Baik dalam Penelitian

Teori adalah suatu himpunan pengertian (construct atau concept) yang saling berkaitan, batasan, dan proporsi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-varibel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala-gejala tesebut. Teori menyatukan hasil-hasil pengamatan sehingga memungkinkan ilmuwan membuat pernyataan-pernyataan umum mengenai variabel-variabel dan hubungan antarvariabel. Apakah yang dimaksud dengan landasan teori?

Landasan Teori Penelitian

Definisi Landasan Teori
Landasan teori adalah rujukan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrument penelitian. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang atau pendapat lain, tetapi teori yang benar-benar telah teruji kebenarannya.

Fungsi Teori dalam Penelitian
Teori memiliki beberapa fungsi dalam rencana penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meringkas dan menyusun pengetahuan yang ada dalam suatu bidang tertentu. Misalnya, teori tentang kekerasan akan mengumpulkan berbagai hasil penelitian yang terpisah-pisah menjadi pengetahuan menyeluruh tentang perilaku kekerasan individu maupun kelompok.

2. Memeberikan keterangan sementara mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungan-hubungan yang diamati. Hal ini dilakukan dengan cara menunjukkan variabel-variabel yang saling berhubungan dan bagaimana bentuk hubungan tersebut.

3. Merangsang perkembangan pengetahuan baru dengan jalan memberikan bimbingan ke arah penyelidikan selanjutnya. Dari suatu teori, para peneliti membuat suatu deduksi tentang apa yang akan terjadi dalam situasi dan kondisi tertentu.

Ciri-ciri Teori yang Baik
Tidak semua teori dapat digunakan begitu saja dalam suatu penelitian. Selain harus berhubungan dengan penelitian yang kita lakukan, teori yang kita pilih harus baik. Teori yang baik itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Harus menerangkan fakta hasil pengamatan yang ada hubungannya dengan suatu masalah. Teori harus mampu menerangkan "mengapa"-nya gejala yang sedang diselidiki.

2. Teori harus konsisten dengan fakta yang diamati dan dengan kerangka pengetahuan yang sudah lebih dulu ada. Kita mencari teori yang dapat memberikan cara yang paling mungkin atau paling efisien guna menerangkan fakta-fakta yang berhasil dikumpulkan.

3. Teori harus memberikan cara pembuktian kebenaran, maksudnya harus memungkinkan dibuatnya deduksi dalam bentuk hipotesis yang menyatakan akibat yang diharapkan dapat diamati jika teori tersebut benar.

4. Teori harus merangsang penemuan baru dan menunjukkan bidang-bidang baru yang perlu diselidiki.

Desain Rencana Penelitian dan Desain Pelaksanaan Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perancangan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian dimaksudkan untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktik penelitian. Desain ini nantinya juga akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya dan pengambilan kesimpulan. Desain disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peneliti dalam menguasai bidang yang diteliti.

Desain Rencana Penelitian dan Desain Pelaksanaan Penelitian

Desain Rencana Penelitian
Desain rencana penelitian terdiri atas enam bagian besar sebagai berikut.
1. Latar belakang dan identifikasi masalah
Di dalam latar belakang masalah, peneliti harus mengemukakan dengan jelas mengapa masalah tersebut muncul dan alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan objek penelitian tersebut. Selain itu, dalam latar belakang masalah juga dinyatakan fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan penelaahan kepustakaan. Bagian ini disebut pula prasurvei, untuk memperkuat alasan seorang peneliti memilih masalah atau topik tersebut. Pada bagian latar belakang ini pula akan diidentifikasikan berbagai masalah lainnya.

2. Pembatasan dan perumusan masalah
Masalah penelitian yang telah diidentifikasi dalam latar belakang sebaiknya diberi batasan yang tegas sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan kondisi yang ada. Setelah itu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

3. Tujuan dan manfaat penelitian
TUjuan penelitian merupakan alasan mengapa kita melakukan penelitian tesebut. Tujuan penelitian diambil dari perumusan masalah dalam bentuk kalimat, misalnya"untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam keluarga"/

Sedangkan menfaat penelitian merupakan kegunaan hasil penelitian yang diharapkan oleh peneliti. Antara lain, dapat ditujukan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam penelitian murni, tetapi dapat pula dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau mengetahui hubungan atau pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya, khususnya dalam penelitian terapan.

4. Landasan teori
Landasan teori ini adalah penelaahan masalah penelitian berdasarkan teori-teori atau bahan bacaan yang relevan untuk dijadikan landasan teoriris bagi penulis dalam merumuskan dan akhirnya menguji hipotesis. Setelah landasan teori yang memadai tersusun, perlu juga disusun definisi konsep dan definisi operasional.

5. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo (setengah) dan tesis (kebenaran). Dengan demikian, hipotesis dapat diartikan sebagai kebenaran atau dugaan sementara yang merupakan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih, misalnya:
"Minat siswa jurusan Ilmu Alam dalam mengikuti kegiatan Palang Merah Remaja lebih tinggi daripada siswa jurusan Ilmu Sosial"
Namun demikian tidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Salah  satu contohnya adalah penelitian deskriptif, sebab penelitian ini bertujuan untuk membangun teori-teori, bukan membuktikan teori-teori.

6. Metode penelitian
Metode penelitian hsrus dipaparkan dengan jelas dalam desain rencana penelitian. Peneliti harus menerangkan argumennya mengenai alasan penggunaan suatu metode tertentu dalam penelitian tersebut. Contoh, apabila masalah yang diteliti adalah tentang partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan dan melibatkan banyak subjek, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei.

Desain Pelaksanaan Penelitian
Desain pelaksanaan penelitian terdiri atas tiga bagian besar sebagai berikut.
1. Desain sampel
Sampel adalah bagian dari populasi penelitian yang dipilih dengan teknik tertentu. Sampel ditentukan berdasarkan efisiensi dan hipotesis penelitian. Jika menggunakan metode penelitian eksperimen, maka design sampel ditekankan pada pemilihan desain percobaan yang cocok. Dalam setiap penelitian, sampel harus dipilih dan ditentukan sesuai dengan hal-hal yang telah kita sebutkan tadi.

2. Desain instrumen atau alat
Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data yang diperoleh dari subjek dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau angket. Selain itu, teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi juga banyak dilakukan. Dalam desain rencana penelitian ini, peneliti harus mengungkapkan secara jelas dan sistematis mengenai sistem yang digunakan. Teknik penelitian ini tergantung pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sampel. Jika sampel yang digunakan berjumlah besar, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Namun, dalam penelitian sosial biasanya para peneliti menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan atau bias data dari teknik yang digunakan dan hasilnya bisa lebih akurat.

3. Desain analisis data
Teknik analisis data berisi uraian tentang cara mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan. Hasil analisis data ini merupakan jawaban atas pertanyaan masalah. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Berdasarkan hal tersebut, maka teknik analisis data dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Teknik analisis data secara kuantitatif (berdasarkan kuantitas/jumlah, berkaitan dengan angka-angka) dengan menggunakan teknik statitik.
b. Teknik analisis data secara kualitatif (berdasarkan kualitas/mutu, tidak melibatkan perhitungan dengan angka-angka) tanpa menggunakan kaidah-kaidah statistik.

Untuk analisis kuantitatif, data yang diperoleh harus dikuantifisir (diangkakan) dengan menggunakan skala pengukuran tertentu.

Definisi Masalah, Ciri-ciri, & Cara Merumuskannya dalam Penelitian

Suatu permasalahan timbul akibat adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau suatu gejala, penafsiran yang berbeda tentang arti sesuatu, halangan dan rintangan, celah antarkegiatan atau antargejala, baik yang telah maupun yang akan terjadi. Jadi pemecahan masalah dalam penelitian akan menghilangkan kebingungan kita tentang sesuatu, termasuk akibat dari penafsiran yang berbeda-beda atau terjadinya jurang yang sangat dalam antara idelaisme dengan kenyataan yang ada.

rumusan masalah penelitian

Definisi Masalah dalam Penelitian
Suatu penelitian harus didasarkan pada suatu permasalahan yang memenuhi syarat sebagai suatu masalah yang perlu diteliti. Namun, sebelum meninjau syarat-syarat sebuah permasalah, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah pengertian atau definisi dari masalah itu sendiri. Secara teoritis, masalah adalah suatu keadaan yang tidak bersesuaian dengan apa yang diinginkan. Atau dengan kata lain, masalah adalah ketidaksesuaian antara keinginan dengan kenyataan yang ada.

Ciri-ciri Masalah dalam Penelitian
Beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu masalah layak diteliti atau tidak adalah sebagai berikut.
1. Masalah harus mempunyai nilai penelitian
Mempunyai nilai artinya mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah yang mempunyai nilai penelitian, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Masalah harus asli, artinya permasalahan yang dipilih harus sesuai dengan kenyataan dan relatif baru. Selain itu, masalah harus mempunyai nilai dan kegunaan ilmiah.
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan, artinya suatu masalah harus menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
c. Masalah harus merupakan hal yang penting, artinya hasil penelitian suatu permasalahan akan mempunyai nilai kegunaan, baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun untuk bidang-bidang penerapan lainnya.
d. Masalah harus dapat diuji, artinya suatu masalah yang dipilih dapat diselesaikan dengan cara menguji atau dengan memberikan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.
e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, artinya adalah masalah harus dinyatakan dengan jelas dan tidak membingungkan orang dalan bentuk pertanyaan.

2. Masalah harus fleksibel
Fleksibel berarti bahwa permasalahan dapat dipecahkan (dianalisis, diuji, digeneralisasikan). Hal ini berarti bahwa:
a. Tersedia data dan metode untuk memecahkan masalah
b. Cukup biaya yang akan digunakan untuk memecahkan masalah
c. Waktu untuk memecahkan masalah tidak terlalu lama (harus wajar)
d. Tidak bertentangan dengan hukum atau adat istiadat masyarakat setempat (tidak bernuansa SARA)

3. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah haruslah menarik bagi si peneliti, mengundang rasa penasaran, tantangan, dan kesenangan si peneliti untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah yang akan diteliti tergantung pada derajat ilmiah yang dimiliki oleh seorang peneliti.

Cara Merumuskan Masalah dalam Penelitian
Setelah diidentifikasi, masalah dirumuskan untuk menghasilkan hipotesis. Dari hasil rumusan ini, dapat pula ditemukan topik atau judul penelitian.
Kondisi perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis
5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian

Contoh perumusan masalah:
"Apakah organisasi semakin tidak efisien jika terjadi konflik sosial di masyarakat?"

Dari rumusan masalah ini, judul penelitian yang dapat dipergunakan adalah
"Pengaruh Konflik Sosial Terhadap Efisiensi Organisasi"

6/7/16

Grounded Research/Grounded Theory (Pengertian, Metode, dan Ciri-cirinya)

Grounded Research atau Grounded Theory adalah sebuah metode yang tergolong baru dalam ilmu sosial. Metode ini pertama kali dikenalkan pada cabang ilmu sosiologi oleh Glasser dan Strauss dalam bukunya berjudul The Discovery of Grounded Theory pada tahun 1967. Metode ini kemudian lebih lanjut dikembangkan oleh Schlegel.

Grounded Research Grounded Theory

Pengertian Grounded Research
Grounded Research adalah suatu penelitian yang menggunakan analitis perbandingan dengan tujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori, dan mengemukakan teori baru. Dalam grounded research, pengumpulan dan analisis data dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertolak dari fakta yang dicoba untuk mewujudkan suatu teori. Jadi ciri khas grounded research adalah mencoba menyusun teori, sedangkan penelitian lainnya cenderung menguji teori-teori yang telah disusun sebelumnya.

Metode Grounded Research
Metode yang digunakan dalam grounded research adalah studi perbandingan yang bertujuan
untuk  menentukan seberapa jauh gejala
berlaku umum. Dalam grounded research, data merupakan sumber teori, dan teori disebut grounded karena teori tersebut berdasarkan data. Data yang diperoleh dapat dibandingkan melalui kategori-kategori.

Ciri-ciri Grounded Research
1. Menggunakan data sebagai sumber teori, sehingga teori yang dibangun berdasarkan logika tidak memiliki tempat bagi pengguna metode ini.
2. Menonjolkan peranan data dalam penelitian. Data merupakan sumber teori dan hipotesis.

Langkah-langkah dalam Melakukan Gorunded Research
1. Menentukan masalah yang  ingin diselidiki. Seringkali masalah yang menjadi pokok penelitian ditemukan si peneliti katika sedanga mengumpulkan data dan mencari informasi di lapangan.
2. Mengumpulkan dat. Hal ini dilakukan untuk memperoleh aspek deskriptif dari penelitian dan mengkaji hal-hal berikut:
- Kelompok-kelompok atau individu-individu penting mana yang harus diperbandingkan.
- Perbedaan dan persamaan di antara kelompok-kelompok itu.
- Ciri-ciri yang penting dari setiap kategori.
3. Membuat analisis atau penjelasan, merupakan tugas utama dari penelitian, di mana kategori-kategori serta hubungannya dianalisis untuk dapat menjawab pertanyaan "mengapa" dalam penelitian tersebut.
4. Membuat laporan penelitian, sebagaimana telah diatur dalam bentuk tulisan ilmiah.

Metode Penelitian Eksperimental (Pengertian, Karakteristik, & Jenis-jenisnya)

Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang memanipulasi atau mengontrol situasi alamiah dengan cara membuat kondisi buatan (artificial condition). Pembuatan kondisi ini dilakukan oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan menipulasi terhadap objek penelitian, serta adanya kontrol yang disengaja terhadap objek penelitian tersebut.

Metode Penelitian Eksperimental

Karakteristik Metode Penelitian Eksperimental
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).

Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).

Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Menurut Sukardi (2003), pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
- Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
- Menentukan cara mengontrol.
- Memilih rancangan penelitian yang tepat.
- Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
- Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
- Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
- Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.

Bentuk-bentuk Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2010), beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.

1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :

a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.

b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas:

a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.

b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.

3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:

a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.

Teori Perdagangan Bebas, Komunisme, Pengaturan yang Tepat, dan Hukum Pasar

Sebuah ideologi sering berperanan dalam menentukan hubungan antara lembaga-lembaga yang satu dengan yang lainnya. Ini merupakan sebagian fungsi ideologi yang tidak bisa dihindari, yang dinyatakan sebagai “kepercayaan yang juga mencakup pengertian tentang bagaimana orang berperilaku dan bagaimana masyarakat seharusnya diatur”. Beberapa negara mengaplikasikan ideologi-ideologi yang menurut pemerintah dan masyarakatnya adalah ideologi terbaik. Diantara ideologi-ideologi dan penggagasnya adalah sebagai berikut.

Adam Smith dan Perdagangan Bebas
Adam Smith dan Perdagangan Bebas
Adam Smith, mengemukakan bahwa pemerintah yang terkuat ialah pemerintah di negara yang dunia perdagangannya maju. Ia juga beranggapan bahwa keputusan ekonomi yang paling tepat dilakukan oleh individu-individu yang berhubungan langsung dengan pasar, bukan oleh badan-badang pemerintah. Teori ini menempatkan pemerintah di luar keputusan dunia usaha dan memungkinkan industri modern berkembang. Menurut Smith pemerintah tidak perlu mengurusi pendapatan atau harga, karena kompetisi akan menetapkan tingkat pendapatan dan harga sesuai dengan apa yang dianggap terbaik bagi masyarakat. Jika pendapatan dalam dunia usaha terlalu rendah, maka hal ini akan menurunkan minat para pekerja untuk mencari pekerjaan, sehingga akhirnya pendapatan harus dinaikkan. Jika gaji terlalu tinggi, maka akan terlalu banyak pelamar yang datang, sehingga para pemimpin perusahaan akan menurunkan gaji. Dengan demikian, pelamar yang tidak diterima akan pindah ke pemimpin perusahaan lainnya. Hal yang sama berlaku juga dalam soal harga; jika terlalu tinggi, maka barang dagangan tidak akan laku, sehingga ia harus menurunkan harga. Jadi, perubahan harga dan gaji akan menciptakan “tenaga yang tidak tampak” yang akan menyalurkan modal dan tenaga kerja ke arah kegiatan ekonomi yang sangat menguntungkan mereka dan masyarakat secara keseluruhan. Campur tangan pemerintah bukan saja tidak diperlukan, bahkan bisa merusak, karena akan mengganggu keputusan-keputusan ekonomi yang rasional. Pemikiran tersebut meletakkan dasar bagi kapitalisme (atau “perdagangan bebas”, sebagaimana biasa disebut orang).

Karl Marx dan Komunisme
Karl Marx dan Komunisme
Karl Marx (1818 – 1883) meninjau kegiatan ekonomi sebagai seorang ahli teori konflik. Dia melihat bahwa para pekerja menghendaki gaji tinggi, sedang para kapitalis menginginkan gaji rendah. Hal ini menciptakan antagonisme yang tidak bisa dihindari dan satu diantaranya ditakdirkan untuk kalah. Orang-orang kapitalis kelihatannya lebih kuat disebabkan oleh kekayaan dan pengaruh mereka; sementara itu, para pekerja yang lebih banyak jumlahnya, ditakdirkan untuk menang pada akhirnya. Kemudian mereka akan mengakhiri konflik dengan cara menghapuskan pemilikan modal pribadi. Itulah sebabnya istilah komunisme mengandung pengertian pemilikan bersama oleh masyarakat. dewasa ini, sejumlah negara menyatakan bahwa mereka menjalankan kegiatan ekonomi berdasarkan ide-ide Marx, meskipun dalam kenyataannya kebijakan mereka sangat berbeda dan menyimpang dari ide-ide Marx dalam banyak hal.
Meskipun Rusia, negara Marxis tertua, telah mencapai keberhasilan dalam beberapa bidang, namun perkembangan ekonominya yang relatif lambat dan pemerintahannya yang menekan secara kejam merupakan bukti betapa tidak menariknya komunisme, sehingga banyak orang Marxis modern menolak bahwa Rusia adalah negara Marxis. Namun demikian, pandangan Marx mengenai hubungan pemerintahan – ekonomi, terutama sebagai pusat berlangsungnya konflik, tetap memiliki pengaruh. Banyak kritikus melihat setiap perubahan dalam pemerintah dengan kegiatan ekonomi dari sudut akibat yang diduga timbul dari hubungan pemerintah dengan ekonomi, dan pengaruhnya terhadap para pekerja atau kapitalis. Seringkali dikatakan bahwa jika sebuah usul tampak baik bagi para kapitalis, maka itu berarti buruk bagi para pekerja.

John Maynard Keynes dan “Pengaturan yang Tepat”
John Maynard Keynes dan Teori Pengaturan yang Tepat
J.M Keynes (1883 – 1946) lebih tepat dikelompokkan sebagai seorang ahli teori fungsional daripada seorang ahli teori konflik. Ia memandang masyarakat sebagai satu kesatuan, dimana kelompok-kelompoknya mengalami kemakmuran atau penderitaan secara bersamaan. Ia berpandangan bahwa masyarakat menderita karena dunia usaha tampaknya berada dalam suatu lingkaran kemakmuran dan depresi secara bergantian. Dalam masa makmur, dunia usaha melihat ada kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang besar, sehingga perusahaan berkembang dengan cepat. Perluasan usaha biasanya melewati batas, sehingga keuntungan berkurang; lalu jumlah kegiatanpun dikurangi lagi sehingga pengangguran meningkat.
Keynes beranggapan bahwa keadaan seperti itu bisa diperbaiki dengan cara menaikkan pengeluaran defisit pada masa depresi dan menguranginya pada masa makmur. Pengeluaran pemerintah dimanfaatkan untuk membuat kegiatan ekonomi stabil. Pengeluaran defisit pada masa depresi, ketika investor swasta menurun, akan menopang kegiatan ekonomi dan membuat orang tetap dapat bekerja. Sebaliknya, penurunan pengeluaran pemerintah pada masa makmur akan memungkinkan terciptanya lebih banyak kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan swasta. Pemerintah dapat meminjam uang selama masa depresi, kemudian membangun dengan uang yang diperoleh dari pajak yang tinggi pada masa makmur.

Pemikiran Keynes sangat berpengaruh selama tahun 1930 sampai dengan tahun 1975, dan sering dimanfaatkan untuk membenarkan kebijakan pemerintah. Selama masa tersebut, kebijakan-kebijakan yang berdasarkan pemikiran Keynes tampaknya mampu menanggulangi masalah hubungan pemerintah dengan dunia usaha di masyarakat kapitalis, dan kepahitan depresi memang benar-benar berkurang. Semuanya itu merupakan persoalan bagaimana melakukan “penyetelan yang tepat” atas pajak, kebijakan keungan, peminjaman dan pengeluaran yang disesuaikan dengan setiap tahap perubahan dunia usaha. Namun, kemudian timbul kesulitan. Peningkatan pengeluaran pemerintah tidak selamanya dapat menanggulangi akibat-akibat depresi dunia usaha yang ternyata tidak semudah yang diperkirakan dan tampaknya akibat-akibat itu mendorong ke arah terciptanya inflasi (Robets dalam Horton, 1998). Jalan keluar yang dipengaruhi oleh pemikiran Keynes memang menarik, tetapi tidak selamanya terbukti manjur.

Kritik utama terhadap kebijakan yang berdasarkan pemikiran Keynes ialah selalu ada tuntutan agar pengeluaran pemerintah ditambah lagi. Kebijakan menaikkan pengeluaran pemerintah dalam masa depresi memang disenangi, namun memotong pengeluaran pemerintah dalam masa makmur dan melunasi hutang pemerintah merupakan hal yang sulit. Para pembuat undang-undang tidak bisa menolak permintaan untuk mengeluarkan uang, jika memang ada uang tersedia. Akibat negatif kebijakan yang berdasarkan pemikiran Keynes ini, mendorong terjadinya hutang pemerintah yang selalu meningkat dan inflasi yang berkepanjangan.

Milton Friedman dan “Hukum Pasar”
Teori Hukum Pasar  Milton Friedman
Milton Friedman ialah seorang tokoh terkemuka dari aliran yang dikenal dengan nama aliran “chicago”, yang berpandangan bahwa penyimpangan dari ajaran Adam Smith merupakan penyebab utama kesulitan ekonomi, Friedman percaya pada kemampuan pasar untuk menyediakan apa yang sebenarnya diinginkan oleh rakyat, bukannya apa yang para pejabat anggap baik bagi rakyat. Komunisme, perencanaan pemerintah, dan defisit pengeluaran yang bersumber dari pemikiran Keynes – semua itu merupakan suatu yang haram bagi Friedman. Alasannya yang pertama ialah semua kebijakan itu tidak bisa berhasil. Alasan yang kedua, semua kebijakan tersebut mengurangi kebebasan manusia, bukannya memperluas. Ia setuju dengan pemotongan pajak, dan berpandangan bahwa setiap kebijakan memiliki kebaikan sejauh kebijakan itu menurunkan pajak dan dengan demikian membatasi memperluas campur tangan pemerintah.

Keynes menilai pengendalian pemerintah terhadap uang dan sistem bank sebagai suatu cara untuk mempertahankan daya beli yang telah diperlunak oleh depresi. Friedman adalah seorang “moneteris” yang berpandangan bahwa kecenderungan meningkatkan persediaan uang dan pinjaman yang lebih cepat daripada persediaan barang, pasti menuju ke arah terciptanya inflasi. Friedman menilai bahwa banyak kebijakan sosial merupakan alat bagi para birokrat untuk menguasai rakyat miskin. Ia menyarankan bahwa untuk mencapai kesejahteraan manusia, diperlukan pajak pendapatan negatif. Ini berarti orang yang penghasilannya lebih rendah daripada jumlah yang dianggap pantas untuk membiayai kesehatan dan kehidupan yang layak, akan menerima uang langsung dari pemerintah.

Teori-teori Friedman sangat bertentangan dengan kebanyakan kecenderungan belakangan ini, sehinga sulit bagi pemerintah manapun untuk mengikutinya. Friedman bahkan menasehatkan untuk mengubah secara bertahap sistem negara kesejahteraan menjadi sistem ekonomi pasar. Mungkin pandangannya yang terbaik ialah kritiknya terhadap kebijakan kolektivis yang terbukti gagal, sebagaimana yang diramalkannya. Ia memberikan pengaruh besar terhadap pemikir ekonomi terakhir dan telah merintis lahirnya ahli-ahli ekonomi sisi persediaan (supply side) yang menekankan bahwa campur tangan pemerintah acapkali membelokkan segala sesuatunya ke arah yang salah. Friedman menilai pasar bebas (kapitalisme) sebagai sesuatu yang penting bagi negara demokrasi. Kapitalisme bukan sekedar mengembangkan potensi ekonomi, tetapi juga membatasi kemungkinan adanya pendiktean pemerintah yang menekan.

6/6/16

Pengertian dan Kriteria Penelitian Ilmiah

Apakah metode ilmiah itu? Metode ilmiah adalah suatu cara pengejaran atau usaha memperoleh kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Ide dari ilmu adalah untuk mencari jawaban atas fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Oleh karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat. Dengan menggunakan metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan lebih mudaha terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran, serta menemukan hubungan antara fakta-fakta yang ada.

Pengertian dan Kriteria Penelitian Ilmiah

Kriteria Metode Ilmiah
Apakah kriteria-kriteria metode ilmiah? Suatu metode ilmiah dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun yang dianalisis, haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Penemuan atau pembuktian tidak boleh didasarkan pada daya khayal, kira-kira, atau legenda-legenda yang tidal berdasarkan fakta.

2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas dari prasangka serta bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Suatu fakta harus digunakan dengan alasan dan bukti yang lengkap dan objektif. Jika suatu penelitian ilmiah tidak objektif, maka penelitian tersebut tidak akan berguna. Hal ini karena hasil penelitiannya diragukan dapat diterapkan.

3. Menggunakan prinsip analisis
Di dalam memahami atau memberi arti pada suatu fenomena yang kompleks, metode ilmiah harus menggunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidak dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja, tetapi harus dicari sebab dan akibatknya dengan menggunakan analisis yang tajam.

4. Menggunakan hipotesis
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dihitung. Seorang peneliti harus menjauhkan ukuran yang sulit dipahami atau bersifat kualitatif, misalnya lumayan suka, sejauh mata memandang, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah Penelitian Ilmiah
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Beberapa langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya

2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut yang dianggap mencerminkan dan mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian. Contoh: variabrl "usia" dan "tinggi badan seorang anak". Dalam suatu penelitian, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas, yaitu  variabel yang mendahului atau memengaruhi variabel lain.
2. Variabel terikat, yaitu variabel yang merupakan akibat atau tergantung pada variabel yang mendahuluinya.

Contoh: tinggi badan seorang anak tergantung pada usianya
"tinggi badan seorang" = variabel terikat
"usianya: = variabel bebas

6/5/16

Pengertian dan Jenis-jenis Penelitian

Masyarakat senantiasa mengalami perubahan pada semua elemen struktur sosial. Namun, terkadang, sebagian perubahan ini sulit dipahami, terutama yang berkaitan dengan arah perubahan apa yang akan terjadi, dan cara agar perubahan tidak merugikan masyarakat itu sendiri. Untuk memahami kondisi masyarakat yang terus mengalami perubahan, kita dapat melakukan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah merupakan cara yang tepat untuk mengungkapkan berbagai fenomena sosial di masyarakat secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Apakah Penelitian itu?

Pengertian Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan penelitian? Kata penelitian merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris research, yang berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Jadi, menurut bahasa, penelitian adalah mencari kembali suatu pengetahuan.

Beberapa ahli juga mengemukakan pendapat tentang  pengertian atau definisi dari penelitian, di anataranya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Parson (1946)
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis, degan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan

2. Menurut John (1949)
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas, untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu.

3. Menurut Woody (1972)
Penelitian adalah suatu metode untuk menemukan sebuah pemikian kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, meformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut cocok dengan hipotesis.

4. Menurut Donald Ary (1982)
Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dari beberapa definisi penelitian diatas, dapat disederhanakan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu.

Sikap-sikap Seorang Peneliti
Sikap-sikap apakah yang harus dimiliki seorang peneliti?
1. Objektif, artinya seorang peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dengan fakta yang ada.
2. Komepeten, yaitu memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.
3. Faktual, seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan obsesi, harapan, atau angan-angan yang bersifat abstrak.

Cara-cara Berpikir Peneliti
1. Berpikir skeptis, artinya peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta.
2. Berpikir analitis, artinya peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.
3 Berpikir kritis, artinya peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika.

Syarat-syarat Peneliti
Apakah syarat menjadi peneliti? Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yangharus dimiliki oleh seorang peneliti, yaitu sebagai berikut:
1. Daya nalar. Seorang peneliti harus memiliki daya nalar yang tinggi, yaitu kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun deduktif.
2. Orisinalitas. Seorang peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang terencana, serta harus penuh dengan ide-ide rasional dan menghidnarkan peniruan atau jiplakan.
3. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis, serta dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta.
4. Kewaspadaan. Peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau sifat suatu fenomena.
5. Akurat. Peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta perhitungan yang akurat, tajam dan beraturan.
6. Konsentrasi. Seorang peneliti harus memiliki kekuatan untuk berkonsentrasi yang tinggi, kemauan yang besar, dan tidak cepat merasa bosan.
7. Dapat bekerja sama. Seorang peneliti harus mempunyai sifat kooperatif sehingga dapat bekerja sama dengan siapapu, serta harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual dan dapat bekerja secara kelompok (team work).
8. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat baik jiwa maupun fisiknya.
9. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, kejujuran moral, beriman dan dapat dipercaya.

Macam-macam Penelitian
1. Menurut tujuannya
Menurut tujuannya penelitian dibagi atas penelitian murni dan penelitian terapan.
a. Penelitian murni adalah dasar penelitian yang bertujuan menemukan suatu generalisasi atau keumuman dan berusaha menemukan dalil atau teori yang berlaku secara umum.
b. Penelitian terapan adalah penelitian yang berusaha mengumpulkan informasi atau data-data unuk membantu memecahkan suatu perosalan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menurut tingkat analisis data
a. Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi mencasar tentang suatu permasalahan, yang belum pernah atau masih jarang diteliti.
b. Penelitian Pengembangan adalah penelitian yang memperluas dan menggali lebih dalam suatu relitas atau problem yang sudah ada.
c. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memberikan penjelasan tentang ciri-ciri suatu keadaan yang diteliti. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak memberikan simpulan umum, peneliti hanya memaparkan, memberikan gambaran, melaporkan suatu objek, keadaan atau peristiwa.
d. Penelitian Eksplanasi adalah penelitian yang menjelaskan alasan terjadinya suatu peristiwa dengan cara menganalisis hubungan antara variabel yang satu dan lainnya yang diteliti.
e. Penelitian Inferensial adalah penelitian yang tidak hanya melukiskan suatu peristiwa, tetapi juga mengambil simpulan umum dari masalah yang tengah dibahasnya.
f. Penelitian Prediksi adalah penelitian yang mencoba menggambarkan dan menjelaskan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa pada masa datang.

3. Menurut tempat pengambilan data
a. Penelitian Laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan di tempat khusus untuk menghasilkan suatu simpulan.
b. Penelitian Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
c. Penelitian Perpustakaan merupakan penelitian yang berdasarkan pada buku-buku, naskah-naskah, dokumen, majalah, catatan di perpustakaan untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.

4. Menurut pendekatannya
a. Penelitian survei. Pada umumnya dilakukan untuk membuat generalisasi dari suatu pengamatan terbatas menjadi simpulan yang berlaku umum bagi populasi.
b. Penelitian Kualitatif. Dilakukan untuk memahami fenomena sosial untuk pandangan pelakunya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi partisipasi, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang dialami objek penelitian.
c. Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik.
d. Penelitian Historis dilakukan untuk dapat merekonstruksi dan mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang terjadi pada masa lampau.
e. Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang bertujuan menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dengan cakupan luas.